MAKALAH
PENDIDIKAN SENI
RUPA dan KERAJINAN TANGAN SD
“Wawasan Seni
Tentang Manusia dan Kebudayaan, Pengertian Seni, dan Konsep Keindahan”
Untuk
memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Seni Rupa dan Kerajinan Tangan SD yang
dibina oleh
Bapak
Muhammad Reyhan Florean, M.Pd.
III B - PGSD
Disusun oleh :
1.
EFFENDY
GALEH WICAKSONO (15186206024)
2.
KHUSNUL
KHOTIMAH (15186206027)
3.
RIA
SRI WULANDARI (15186206043)
4.
ANANTA
DWI SATYA (15186206111)
PENDIDIKAN
GURU SEKOLAH DASAR
STKIP
PGRI TULUNGAGUNG
Jl.
Mayor Sujadi Timur No 7 , Tulungagung 66221 Telepon : 0355-321426
TAHUN
AJARAN 2015/ 2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
segala rahmat, hidayah, dan taufik-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini. Makalah ini berjudul “Wawasan Seni Tentang Manusia dan Kebudayaan,
Pengertian Seni, dan Konsep Keindahan” merupakan tugas dari mata kuliah Pendidikan Seni Rupa dan Kerajinan Tangan
SD yang dibina oleh Bapak Muhammad Reyhan Florean, M.Pd.
Untuk menyelesaikan penulisan makalah ini, penulis banyak mendapatkan
bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini, penulis
tidak lupa mengucapkan banyak terimakasih dan rasa hormat yang sedalam-dalamnya
kepada:
1.
Bapak
Drs. H. Djoko Edi Yuwono, M.M, selaku ketua STKIP PGRI Tulungagung.
2.
Ibu
Dra. Rahyu Setiani, M. Pd, selaku Kepala Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
3.
Bapak
Muhammad Reyhan Florean, M.Pd, selaku Dosen mata kuliah Pendidikan Seni Rupa dan
Kerajinan Tangan SD.
4.
Teman-teman
yang telah bekerja sama untuk menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih sangat
jauh dari sempurna, sehingga masih perlu bimbingan dan arahan. Mengingat
keterbatasan waktu, tenaga dan kemampuan penulis, oleh karena itu penulis
sangat mengharapkan bimbingan, saran dan kritik yang membangun demi kebaikan
dan kesempurnaan penulisan makalah berikutnya.
Semoga makalah ini sangat bermanfaat bagi penulis, pembaca
pada umumnya dan pendidik pada khususnya.
Tulungagung, 26 September 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL.....................................................................................
i
KATA
PENGANTAR.................................................................................. ii
DAFTAR
ISI................................................................................................
iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................
1
A. Latar belakang Masalah......................................................................
1
B. Rumusan Masalah............................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan.................................................................................
1
BAB
II PEMBAHASAN.............................................................................. 2
A. Manusia
dan Kebudayaan................................................................... 2
B. Pengertian
Seni.................................................................................... 5
C. Konsep
Keindahan............................................................................. 10
BAB
III PENUTUP................................................................................... 13
A. Kesimpulan......................................................................................... 13
B. Saran................................................................................................... 13
DAFTAR RUJUKAN................................................................................. 15
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seni selalu menarik untuk dibicarakan karena keindahan sehari-hari,disadari
atau tidak manusia tidak dapat lepas dari seni.Wawasan adalah suatu sudut
pandang , suatu cara khusus untuk mengamati sesuatu dan menatanya sedemikian
rupa sehingga lebih bermakna.Pengertian seni untuk memperoleh pengertian
tentang seni mula-mula perlu dibedakan antara segala sesuatu yang termasuk seni
dan bukan seni.Apresiasi seni adalah sikap seseorang terhadap seni sebagaimana
ia menghayati dan menghargai dengan sebaik-baiknya. Sedangkan karya seni adalah
suatu hasil pernyataan batin atau ungkapan jiwa seseorang yang mengandung
maksud tertentu,hal itu dapat ditinjau dari berbagai titik pandang, antara lain
tinjauan dari segi psikolog,segi sosiologi,dan segi estetika. Apabila beberapa langkah-langkah seperti berikut ditempuh dengan baik
kiranya seseorang akan memilih alat pandang yang dapat dipakai untuk mawas
dunia seni sampai pada batas cakrawala yang diperlukan ,itulah akan memperluas
wawasan orang sehingga akhirnya ia benar-benar dapat menentukan seni itu apa
dan bagaimana seharusnya mawas seni sebagai kebutuhan dalam hidupnya.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa itu manusia
dan kebudayaan ?
2.
Apa pengertian dari seni ?
3.
Bagaimanakah konsep keindahan ?
C. Tujuan
1.
Untuk mengetahui tentang manusia dan
kebudayaan.
2.
Untuk mengetahui pengertian dari seni.
3.
Untuk mengetahui konsep dari keindahan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Manusia dan Kebudayaan
Secara bahasa manusia berasal dari kata “manu” (Sansekerta), “mens”
(Latin), yang berarti berpikir, berakal budi atau makhluk yang
berakal budi (mampu menguasai makhluk lain). Secara istilah manusia dapat
diartikan sebuah konsep atau sebuah fakta, sebuah gagasan atau realitas, sebuah
kelompok (genus) atau seorang individu. Manusia merupakan mahluk sosial
yang tidak dapat berdiri sendiri ( sosiologi ), mahluk yang selalu ingin
mempunyai kekuasaan( politik ).
Manusia sebagai mahluk
ciptaan Tuhan memiliki segala kelebihan dan kesempurnaan, yang sangat berbeda
dengan binatang. Binatang berkembang dari masa ke masa secara statis, alamiah,
dan dengan perilaku yang naluriah. Manusia berkembang secara dinamis, bergerak
dan berubah dari waktu ke waktu karena sejalan dengan perkembangan akal, budi,
dan dayanya. Oleh karena itu manusia disebut sebagai mahluk budaya. Mahluk yang
menggunakan akal (rasio) dalam berpikir untuk mengembangkan kehidupannya.
Ketika dilahirkan di muka bumi, manusia dalam keadaan lemah dan tidak
berdaya. Ketidakberdayaan manusia ketika dilahirkan tampak dari keharusannya
untuk belajar dan beradaptasi terhadap alam dan lingkungannya. Hal ini berbeda
dengan makhluk hewan yang telah siap hidup dalam alam lingkungannya tanpa harus
melalui proses belajar dan adaptasi yang lama. Dalam proses menuju
kesempurnaannya, makhluk manusia memerlukan berbagai upaya untuk dapat
mempertahankan hidupnya. Upaya yang dilakukan manusia itu merupakan suatu
pemanfaatan sejumlah kemampuan yang dimilikinya. Kemampuan manusia tersebut di
antaranya kemampuan otak yang dapat mengembangkan proses berpikir atau berakal
budi. Kemampuan berakal budi pada manusia tidak dimiliki jenis makhluk lainnya,
sehingga manusia disebut juga sebagai makhluk berakal budi atau makhluk
berpikir. Dengan kemampuan berpikir, manusia dapat mengembangkan sistem-sistem
yang dapat membantu mempertahankan kehidupannya. Sistem-sistem tersebut adalah
sistem bahasa, sistem pengetahuan, sistem organisasi sosial, sistem teknologi,
sistem mata pencaharian, sistem religi, dan kesenian). Keseluruhan sistem
tersebut dinamakan kebudayaan (Koentjaraningrat, 1990:98).
Kebudayaan berasal dari kata budaya yang berarti hal-hal
yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Definisi Kebudyaan itu sendiri
adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem
ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari,
kebudayaan itu bersifat abstrak. Namun kebudayaan juga dapat kita nikmati
dengan panca indera kita. Lagu, tari, dan bahasa merupakan salah satu bentuk
kebudayaan yang dapat kita rasakan. Kehidupan budaya
manusia dengan kekayaan dan ragamnya adalah bentuk-bentuk simbolis.
Perkembangan kebudayaan manusia di dunia ini berkaitan erat dengan kemajuan
sistem simbolis manusia.
Manusia sebagai
makhluk yang berkebudayaan tidak bisa lepas dengan kehidupan manusia yang lain.
Hal ini berarti bahwa manusia dalam mempertahankan hidupnya memerlukan
interaksi dengan sesama dan lingkungannya. Interaksi manusia dalam suatu
masyarakat akan berkembang menjadi salah satu kebutuhan (sosial), karena setiap
manusia senantiasa memerlukan keberadaan manusia yang lain. Dengan demikian,
manusia selain sebagai makhluk budaya juga makhluk sosial.
Kelompok manusia yang
terorganisir dalam suatu masyarakat mengembangkan kemampuan berpikirnya untuk
menciptakan kebudayaan. Sehingga kebudayaan yang diciptakan masyarakat
sebenarnya akan merupakan sistem pengetahuan dan kepercayaan manusia yang
disusun sebagai pedoman manusia dalam mengatur pengalamannya dan persepsi
manusia untuk menentukan tindakan dan juga untuk memilih di antara alternatif
yang ada (Kessing, 1981:68).
Salah satu unsur
(subsistem) kebudayaan yang hidup di masyarakat adalah kesenian. Jika
kebudayaan dipandang sebagai sistem pengetahuan atau sistem gagasan, maka
konsekuensi logisnya kesenian merupakan sistem pengetahuan, nilai-nilai dan
gagasan yang merujuk pada nilai keindahan. Kesenian yang berkembang dalam suatu
kebudayaan masyarakat memiliki nilai- nilai yang bersifat universal. Artinya,
bahwa kesenian dapat dipolakan secara sama.
Kesenian merupakan
perwujudan dari ekspresi perasaan manusia. Manusia sebagai pencipta seni
mengungkapkan perasaannya melalui beragam medium seni, dan karya seni merupakan
suatu bentuk perwujudannya. Dalam konteks kesenian, ada tiga unsur pokok yang
saling berkaitan yaitu pencipta seni (seniman), penikmat seni (masyarakat), dan
karya seni (artifak).
Pencipta seni
(seniman) -sebagai bagian dari masyarakat- merefleksikan kehidupan alam,
masyarakat dan kebudayaannya dalam wujud karya seni yang sangat beragam, dan
unik. Keragaman dan keunikan sebagai akibat dari keragaman kondisi alam, masyarakat
dan kebudayaannya.
Suatu kesenian akan
dapat berkembang karena didukung oleh masyarakatnya. Masyarakat berperan
sebagai penikmat yang merasakan dampak seni bukan dari perasaan atau
pengertiannya tetapi dari imajinasinya. Setiap masyarakat memiliki bentuk
kesenian yang berbeda karena masyarakat juga berbeda-beda. Kesenian yang
berkembang pada kelompok masyarakat perkotaan berbeda dengan masyarakat
pedesaan. Kesenian masyarakat modern berbeda pula dengan masyarakat
tradisional. Perbedaan tersebut disebabkan antara lain oleh sistem nilai,
kondisi alam dan lingkungan, serta tatanan sosial- budayga.
Karya seni anak-anak
juga dapat dikelompokkan ke dalam karya seni, walaupun ketegasan mengenai seni
anak-anak baru dibicarakan dalam wacana pendidikan seni.
Dua Contoh Karya Seni Lukis Anak-anak
B.
Pengertian
Seni
Kata seni berasal
dari bahasa sansekerta sani yang memiliki makna pemujaan, persembahan, dan
pelayanan. Sedangkan pengertian seni secara garis besar adalah sesuatu yang
dibuat dan diciptakan oleh manusia yang mempunyai unsur keindahan dan
estetika.Seni pada dasarnya sulit untuk dinilai dan dijelaskan secara detail,
tergantung pemahaman tiap-tiap manusia.Setiap kali kita mendengar kata seni
pasti anda akan membayangkan suatu hasil karya manusia yang mempunyai unsur
keindahan seperti lagu, lukisan, patung, ukiran dan hal-hal lain yang menurut
anda mempunyai unsur keindahan.
Seni mempunyai usia yang lebih kurang sama dengan
keberadaan manusia di muka bumi ini. Dalam usia yang sangat tua, seni telah
menjadi bagian dari sejarah kehidupan budaya manusia di berbagai belahan
bumi, dengan beraneka macam bentuk dan jenis. Walaupun orang telah akrab
dengan istilah 'seni', namun terkadang masih belum jelas tentang 'apakah
definisi seni itu'.
Beberapa Contoh Karya Seni Rupa Zaman Prasejarah di
Indonesia
Sesungguhnya
memang terdapat ciri-ciri tertentu yang dapat menandai semua cabang seni, dan
sekalipun dalam catatan ini kita hanya berurusan denan seni plastis (seni
rupa), namun suatu definisi yang berlaku umum terhadap semua cabang seni akan
merupakan suatu titik tolak yang baik bagi penjelajahan kita.
Fungsi dari seni sendiri ada beberapa macam yaitu :
1.
Sebagai cara untuk kesenangan dan
hiburan.
2.
Bagi beberapa orang seni dapat dibuat
untuk pernyataan jati diri.
3.
Sebagai sarana untuk pendidikan.
Definisi seni yang sederhana dan sering dilontarkan
oleh publik secara umum ialah segala macam keindahan yang diciptakan manusia.
Orang memandang bahwa seni merupakan karya keindahan yang menimbulkan
kenikmatan. Kenikmatan meliputi aspek kepuasan jasmani-rohani, yang muncul
setelah terjadi respon kepuasan dalam jiwa manusia, baik sebagai pencipta
(kreator) ataupun penikmat (apresiator).
Kesenian tradisional kita, misalnya gamelan, merupakan
paduan suara (nada) yang indah yang mengenakkan telingan (pendengaran).
Hiasan ukiran pada suatu dinding kamar memberikan kesemarakan pandangan mata.
Tarian Sunda yang lembut dan gemulai juga menyejukkan rasa, setelah kita
menikmati dan menghayatinya.
Kini persoalan seni adalah keindahan tidak
selamanya bertahansebagai satu-satunya definisi. Dalam seni kontemporer
(termasuk seni modern) yang dihasilkan seniman tidak hanya karya yang indah,
tetapi juga karya yang tidak indah dan tidak menyenangkan. Banyak karya seni
kini lahir justru bukannya menyenangkan, tetapi memberikan berbagai persoalan
yang rumit (sebagai problem kehidupan). Tema dalam seni tumbuh dari
manifestasi kesengsaraan, kemelaratan kekacauan atau bahkan protes sosial,
dengan berbagai teknik
Dan karya Seni Lukis Dinding Gua (Cave
Painting), Zaman Prasejarah di Indonesia
Metode
penciptaan yang eksperimental dan bernuansa ekspresif dalam berbagai bentuk
ungkapan.
Karya seni lukis dinding Gua (cave painting)
berbagai media akan
melahirkan kesatuan estetik. Media berekspresi seni rupa meliputi bentuk,
warna, bidang, garis, barik/tekstur, dan unsur-unsur estetik.
C.
Konsep Keindahan
Ide terpenting dalam sejarah estetika filsafati sejak
zaman Yunani Kuno sampai abad 18 ialah masalah yang berkaitan dengan keindahan (beauty). Persoalan
yang digumuli oleh para filsuf ialah "Apakah keidahan itu?".
Keindahan berasal dari kata Indah, Keindahan adalah sifat dari sesuatu
yang memberi kita rasa senang bila melihatnya. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia, keindahan diartikan sebagai keadaan yang enak dipandang, cantik,
bagus benar atau elok. Keindahan dipelajari sebagai bagian dari estetika,
sosiologi, psikologi sosial, dan budaya. Sebuah “kecantikan yang ideal”
adalah sebuah entitas yang dikagumi, atau memiliki fitur yang dikaitkan
dengan keindahan dalam suatu budaya tertentu, untuk kesempurnaannya.
Selain itu terdapat pula perbedaan menurut luasnya
pengertian yaitu:
a. Keindahan
dalam arti yang luas.
b. Keindahan
dalam arti estetis murni.
Keindahan dalam arti luas meliputi keindahan seni,
keindahan alam, keindahan moral, dan keindahan intelektual.Teori keindahan
yaitu menjelaskan mengapa alasannya dan bagaimana keindahan
itu. Dalam sejarah estetika terdapat 2 kelompok teori yang
terkenal, yaitu teori obyektif dan teori subyektif tentang keindahan. Di
dalam Teori obyektif berpendapat bahwa keindahan atau ciri-ciri
yang menciptakan nilai estetis adalah sifat yang memang telah melekat pada
benda indah yang bersangkutan, terlepas dari orang yang mengamatinya . pengamatan
seseorang hanyalah menemukan atau menyingkapkan sifat-sifat indah yang sudah
ada pada sesuatu benda dan sama sekali tidak berpengaruh untuk mengubahnya.
Salah satu yang menjadi persoalan dalam teori ini adalah ciri-ciri khusus
manakah yang membuat sesuatu benda menjadi indah atau dianggap bernilai
estetis. Sedangkan Teori subyektif
yaitu
ciri-ciri yang menciptakan keindahan pada sesuatu benda sesungguhnya tidak
ada. Yang ada hanyalah tanggapan perasaan dalam diri seseorang yang mengamati
suatu benda. Adanya keindahan ini semata-mata tergantung pada pencerapan dari
pengamat. Jika dinyatakan bahwa sesuatu benda mempunyai nilai estetis, hal
ini diartikan bahwa seseorang pengamat memperoleh suatu pengalaman estetis
sebagai tanggapan terhadap benda itu.
Keindahan dalam arti
estetika murni,menyangkut pengalaman
estetis dari seseorang dalam hubungannya dengan segala sesuatu yang
dicerapnya. Sedang keindahan dalam arti terbatas, lebih disempitkan
sehingga hanya menyangkut benda-benda yang dicerap dengan penglihatan, yakni
berupa keindahan dari bentuk dan warna secara kasat mata.
Pembagian dan pembedaan terhadap keindahan tersebut di
atas, masih belum jelas apakah sesungguhnya keindahan itu. Ini memang
merupakan suatu persoalan fisafati yang jawabannya beranekaragam. Salah satu
jawaban mencari ciri-ciri umum yang pada semua benda yang dianggap indah dan
kemudian menyamakan ciri-ciri atau kwalita hakiki itu dengan pengertian
keindahan. Jadi keindahan pada dasarnya adalah sejumlah kwalita pokok
tertentu yang terdapat pada sesuatu hal. Kwalita yang paling sering disebut
adalah kesatuan (unity), keselarasan (harmony),kesetangkupan (symmetry), keseimbangan (balance) dan perlawanan (contrast).
Ciri-ciri pokok tersebut oleh ahli pikir yang
menyatakan bahwa keindahan tersusun dari berbagai keselarasan dan perlawanan dari garis, warna,
bentuk, nada dan kata-kata. Ada pula yang berpendapat bahwa keindahan adalah
suatu kumpulan hubungan-hubungan yang selaras dalam suatu benda dan diantara
benda itu dengan si pengamat. Seorang filsuf seni dewasa ini dari Inggris
bernama Herbert Read dalam (The Meaning of Art)merumuskan
definisi bahwa keindahan adalah kesatuan dari hubungan-hubungan bentuk yang
terdapat diantara pencerapan-pencerapan inderawi kita (beauty is
unity of formal relations among our sense-perceptions).
Sebagian filsuf lain menghubungkan pengertian keindahan
dengan ide kesenangan (pleasure). Misalnya kaum Sofis di Atena
(abad 5 sebelum Masehi) memberikan batasan keindahan sebgai sesuatu yang
menyenangkan terhadap penglihatan atau pendengaran (that which is
pleasant to sight or hearing). Sedang filsuf Abad Tengah yang
terkenal Thomas Aquinas (1225-1274) merumuskan keindahan sebagai id quod visum
placet (sesuatu yangmenyenangkan bila dilihat).
Dalam estetik modern orang lebih banyak berbicara
tentang seni dan pengalaman estetis, karena ini bukan pengertian abstrak
melainkan gejala sesuatu yang konkrit yang dapat ditelaah dengan pengamatan
secara empiris dan penguraian yang sistematis. Oleh karena itu mulai abad 18
pengertian keindahan kehilangan kedudukannya. Bahkan menurut ahli estetik
Polandia Wladyslaw Tatarkiewicz, orang jarang menemukan konsepsi tentang
keindahan dalam tulisan-tulisan estetik dari abad 20 ini.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Manusia berkembang secara dinamis, bergerak dan berubah
dari waktu ke waktu karena sejalan dengan perkembangan akal, budi, dan
dayanya. Oleh karena itu manusia disebut sebagai mahluk budaya. Mahluk yang
menggunakan akal (rasio) dalam berpikir untuk mengembangkan kehidupannya.
Definisi seni yang sederhana dan sering dilontarkan
oleh publik secara umum ialah segala macam keindahan yang diciptakan manusia.
Orang memandang bahwa seni merupakan karya keindahan yang menimbulkan
kenikmatan. Kenikmatan meliputi aspek kepuasan jasmani-rohani, yang muncul
setelah terjadi respon kepuasan dalam jiwa manusia, baik sebagai pencipta
(kreator) ataupun penikmat (apresiator).
Pencipta seni (seniman) -sebagai bagian dari masyarakat- merefleksikan
kehidupan alam, masyarakat dan kebudayaannya dalam wujud karya seni yang
sangat beragam, dan unik. Keragaman dan keunikan sebagai akibat dari
keragaman kondisi alam, masyarakat dan kebudayaannya.
Fungsi dari seni sendiri ada beberapa macam yaitu :
1.
Sebagai cara untuk kesenangan dan
hiburan.
2.
Bagi beberapa orang seni dapat dibuat
untuk pernyataan jati diri.
3.
Sebagai sarana untuk pendidikan.
Keindahan dapat di
definisikan dari segi :
·
Keindahan
dalam arti yang luas.
·
Keindahan
dalam arti estetis murni.
B.
Kritik dan Saran
Dalam
makalah ini penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan baik dari segi
bentuk maupun dari segi isi. Kami menyarankan pembaca agar ikut peduli
mengetahui sejauh mana pembaca mempelajari tentang “wawasan seni”. Makalah
ini dapat membantu pembaca dalam meningkatkan pengetahuan tentang wawasan
seni sehingga dapat di terapkan dalam proses pembelajaran.
Manusia hidup karena adanya kebudayaan, sementara itu kebudayaan akan
terus hidup dan berkembang manakala manusia mau melestarikan kebudayaan dan
bukan merusaknya. Dengan demikian manusia dan kebudayaan tidak dapat
dipisahkan satu sama lain, karena dalam kehidupannya tidak mungkin tidak
berurusan dengan hasil-hasil kebudayaan, setiap hari manusia melihat dan
menggunakan kebudayaan, bahkan kadang kala disadari atau tidak manusia
merusak kebudayaan.Maka dari itu, sebagai manusia yang berbudaya kita
harusnya mampu untuk terus dan tetap berbudaya sebagaimana hakikat kita
sebagai manusia.
DAFTAR RUJUKAN
http://psrpgsdstkippgritulungsgung.blogspot.co.id/. Diakses tanggal 24 September
2016 pukul 14.31 WIB.
Diakses tanggal 24 September 2016 pukul 14.34 WIB.
Buku Pendidikan Seni Rupa dan Kerajinan Mahasiswa PGSD/PGTK, Guru
SD/TK Edisi yang di sempurnakan, 2005. Diakses tanggal 24 September 2016 pukul 14.35 WIB.
seni_7.html. Diakses tanggal 24 September 2016 pukul 14.36 WIB.
http://nurfitrarahma.blogspot.co.id/2012/07/wawasan-seni.html. Diakses tanggal
25 September 2016 pukul 06.58 WIB.
false-en-us-x-none.html. Diakses tanggal 25 September 2016 pukul 07.47
WIB.
|
|||||||
Tidak ada komentar:
Posting Komentar